top of page

Asal Usul tari Lala



berdasarkan penuturan Haji Musa Kiye


Tulisan ini berdasar dari penuturan Hi Musa Kiya (Almarhum), untuk mengenang semangat yang tak kunjung padam menyuarakan budaya lokal maba buli, sangaji maba dan kerukunan antar umat beragama.


Berikut kisahnya

Konon pada zaman dahulu kala ada seorang wanita muda yang menjanda ditinggalkan suami karena meninggal dunia. Setiap hari hatinya menjadi gunda gulana, senangtiasa merenungkan dan memikirkan harapan hidupnya yang terpupus oleh derita, kepada siapa jeritan jiwanya terjawab, hanya pasrah dengan kehendak Ilahi.

Pada suatu hari di sing hari bolong wanita muda tersebut sedang duduk seorang diri di bawah renungan sepohon ketapang di tepi pantai, dengan suasana hati yang haru bertambah pilu mengadu nasib dengan penuh syahdu, terdengar dari jauh suara burung merpati putih, seolah olah membagunkan wanita itu yang larut dalam lamunan dan mungkin turut merasakan penderitaan sang wanita dengan suaranya yang mendengung dapat tertangkap oleh pendengaran sang wanita.


Bunyi huruf konsonan m..mmm...mm dari suara itu digubah dalam nada irama duka dengan syair yang pertama yaitu

Buto ta num na wefli, faduka wlow re badan”

Yang artinya: suara burung di pulau seberang menambah duka jiwa dan raga


Untuk melampiaskan rasa duka yang mencekam, gubahan lagu itu dituangkan lagi ke dalam syair syair cinta, nasihat dll.

Karena lantunan lagi dalam syair cukup menarik maka wanita janda itu diundang suatu perjamuan untuk mendengarkan lagu dan syairnya yang mempesona, sehingga para pendengarnya berdiri dan menari nari dan disaat itulah tarian tersebut dinamakan lala, sebab pertama kali dipergakan pada perjamuan yang menggunakan tempat perjamuan yang memanjang, dengan meletakkan belahan tangkai daun kelapa secara terbujur di atas tabah dalam bahasa maba disebut Lala.

Agar supaya tidak menghilangkan nilai historisnya, maka para lelaki menirukan gerak burung terbang beliuk liuk, sedangkan penari wanita mengekspresikan jeritan hati sang wanita janda tersebut, dengan ayunan tangan yang lemah gemulai diikuti pandangan mata dengan tunduk dan tengadah yang sungguh sayu dan mengharap.

Nantikan seri komik asal usul tari lala, dapat diunduh secara gratis di Pustaka Qita.


14 views0 comments
bottom of page